• Maret 16, 2025 2:07 AM

DatingApp JAPAN

No.1 Dating Apps Media in Japan

Situasi LGBTQ+ di Jepang dari Perspektif Asing

ByDatingApp JAPAN

Feb 23, 2025
Japan's LGBTQ+ Situation from a Foreign Perspective

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perhatian telah diberikan pada kemajuan kesadaran dan lembaga LGBTQ+ di Jepang. Namun, dari perspektif luar negeri, ada banyak bidang yang upayanya masih sangat tertinggal, khususnya kurangnya kemajuan dalam melegalkan pernikahan sesama jenis dan terbatasnya upaya kelembagaan untuk menghilangkan prasangka. Artikel ini akan membahas situasi dan isu terkini di Jepang, dengan perspektif dari luar negeri.

Perbandingan dengan Situasi LGBTQ+ di Luar Negeri

Pertama, di banyak negara, termasuk negara-negara Barat, pernikahan sesama jenis telah dilegalkan. Misalnya, di Amerika Serikat, pernikahan sesama jenis dilegalkan secara nasional pada tahun 2015. Di Eropa, Belanda menjadi negara pertama di dunia yang melegalkan pernikahan sesama jenis pada tahun 2001, dan banyak negara lain telah mengikutinya. Selain itu, pernikahan sesama jenis juga diakui di negara-negara Asia dan Afrika seperti Afrika Selatan dan Taiwan.
Di sisi lain, pernikahan sesama jenis belum dilegalkan di Jepang hingga saat ini, dan perlindungan hukum untuk pasangan sesama jenis terbatas. Beberapa pemerintah daerah telah memperkenalkan sistem kemitraan dan menerbitkan sertifikat untuk pasangan sesama jenis, tetapi sertifikat ini tidak mengikat secara hukum dan pasangan tidak dapat menikmati hak-hak hukum yang menyertai pernikahan, seperti manfaat pajak dan hak waris. Dalam hal ini, Jepang sering dianggap oleh negara-negara asing sebagai “negara maju yang tertinggal”.

Tantangan Prasangka dan Penerimaan Sosial

Banyak negara asing berupaya meningkatkan pemahaman tentang orang-orang LGBTQ+ melalui pendidikan dan media. Misalnya, di Amerika Serikat dan Kanada, konten LGBTQ+ diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah. Selain itu, karakter LGBTQ+ semakin memainkan peran utama dalam budaya pop, seperti film dan drama TV, yang dikatakan secara bertahap mengurangi prasangka.

Namun, di Jepang, prasangka dikatakan tetap kuat. Terutama di lingkungan sosial seperti tempat kerja dan sekolah, ada rintangan psikologis yang tinggi bagi orang untuk mengungkapkan bahwa mereka adalah LGBTQ+. Hal ini telah menyebabkan banyak orang menghindari pengungkapan dan memilih untuk menjalani hidup mereka dalam penyembunyian. Situasi ini tidak hanya meningkatkan beban psikologis pada individu, tetapi juga merusak keberagaman masyarakat secara keseluruhan.

Kemajuan di Jepang dan Keterbatasannya

Di Jepang, kesadaran akan isu LGBTQ+ telah meningkat secara bertahap dalam beberapa tahun terakhir: pada tahun 2015, distrik Shibuya dan Setagaya menjadi distrik pertama di Jepang yang menerbitkan sertifikat kemitraan sesama jenis. Sejak saat itu, program tersebut telah menyebar ke kotamadya lain di seluruh Jepang, dan kini lebih dari 70 kotamadya telah memperkenalkan program serupa. Selain itu, semakin banyak perusahaan besar juga mendukung karyawan LGBTQ+ dan telah memperkenalkan program tunjangan yang memperlakukan pasangan sesama jenis dengan cara yang sama seperti pasangan suami istri.

Namun, upaya ini sebagian besar bersifat lokal, dan negara secara keseluruhan belum mengembangkan undang-undang. Meskipun ada perdebatan yang sedang berlangsung di Parlemen Nasional tentang legalisasi pernikahan sesama jenis, belum ada kemajuan konkret yang dicapai. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pandangan tradisional tentang keluarga dan pengaruh agama, serta sistem politik yang konservatif.

Dampak Pandangan Asing

Perhatian asing terhadap upaya LGBTQ+ Jepang berpotensi menginspirasi perubahan positif. Seiring dengan makin meluasnya kehadiran berbagai acara internasional dan perusahaan global di Jepang, lambatnya respons terhadap isu LGBTQ+ dapat menjadi faktor yang memengaruhi citra negara tersebut.

Misalnya, tema Olimpiade Tokyo adalah “Keberagaman dan Harmoni”, tetapi kurangnya pernikahan sesama jenis yang dilegalkan dan perlindungan hukum yang tidak memadai bagi kaum LGBTQ+ dikritik. Diharapkan melalui acara internasional seperti ini, situasi terkini di Jepang akan lebih dikenal luas dan menjadi katalisator untuk merangsang diskusi di dalam negeri.

Tantangan dan Prospek Masa Depan

Beberapa langkah penting diperlukan bagi Jepang untuk memajukan inisiatif LGBTQ+-nya. Pertama, prioritas utama adalah mengembangkan undang-undang untuk melegalkan pernikahan sesama jenis. Ini akan memastikan bahwa kaum LGBTQ+ menikmati hak hukum yang setara. Penting juga untuk berupaya mengurangi prasangka di masyarakat secara keseluruhan dengan menyebarkan pengetahuan yang benar tentang LGBTQ+ melalui pendidikan dan media.
Lebih jauh, untuk memperluas upaya di tingkat perusahaan dan kota ke seluruh negeri, keterlibatan aktif pemerintah sangatlah penting. Ini termasuk memberlakukan kebijakan, mengamankan anggaran, dan bahkan memperkenalkan lembaga yang memanfaatkan praktik terbaik internasional.

Kesimpulan

Dari perspektif internasional, inisiatif LGBTQ+ Jepang telah membuat beberapa kemajuan, tetapi masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Secara khusus, ada kebutuhan mendesak untuk mengembangkan kerangka hukum dan mempromosikan kegiatan pendidikan dan peningkatan kesadaran untuk menghilangkan prasangka. Jepang harus berkembang menjadi masyarakat yang merangkul keberagaman, sekaligus menyadari perspektif komunitas internasional. Perubahan seperti itu akan sangat bermanfaat tidak hanya bagi kaum LGBTQ+, tetapi juga bagi masyarakat Jepang secara keseluruhan.

By DatingApp JAPAN

DatingApp JAPAN is the No.1 Dating Apps Media in Japan. The main target user group is foreign visitors to Japan who are interested in the daily lives of Japanese people.