• Maret 16, 2025 10:33 PM

DatingApp JAPAN

No.1 Dating Apps Media in Japan

Latar Belakang dan Tantangan Rendahnya Angka Pernikahan dan Tingkat Kesuburan di Jepang

ByDatingApp JAPAN

Feb 15, 2025
Background and Challenges of Japan's Non-marriage and Low Fertility

Di Jepang, meningkatnya angka pernikahan dini dan menurunnya angka kelahiran telah disorot sebagai masalah sosial yang serius. Fenomena ini merupakan hasil dari keterkaitan banyak faktor, termasuk kondisi ekonomi, latar belakang budaya, dan perubahan dalam struktur sosial, dan penyelesaiannya memerlukan perspektif yang beragam. Dalam artikel ini, kita akan membahas faktor-faktor di balik angka pernikahan dini dan menurunnya angka kelahiran, serta mempertimbangkan tantangan dan solusi yang terkait dengannya.

Latar Belakang Angka Pernikahan

Faktor pertama yang dapat disebut sebagai latar belakang angka pernikahan dini dalam masyarakat Jepang adalah ketidakstabilan ekonomi. Dengan meningkatnya pekerjaan tidak tetap dan pekerjaan sementara, prospek ekonomi untuk masa depan menjadi tidak pasti, terutama di kalangan generasi muda. Dalam keadaan ini, kecemasan atas biaya kehidupan pernikahan dan membesarkan anak meningkatkan rintangan untuk menikah. Selain itu, saat ini, pandangan tentang pernikahan semakin beragam, dan semakin banyak orang memilih untuk “hidup sendiri”. Kebebasan untuk hidup sendiri dihormati, dan pernikahan tidak lagi menjadi prasyarat untuk hidup. Selain itu, perempuan menjadi lebih berorientasi pada karier, dan lebih banyak dari mereka yang memprioritaskan realisasi diri dan peningkatan status mereka di tempat kerja, yang mengarah pada kecenderungan untuk mengesampingkan pernikahan. Di sisi lain, laki-laki semakin menunda pernikahan hingga mereka memiliki stabilitas keuangan.

Latar belakang penurunan angka kelahiran

Faktor utama di balik penurunan angka kelahiran adalah kurangnya dukungan untuk membesarkan anak. Di Jepang, terdapat kekurangan serius tempat penitipan anak dan anak-anak yang masuk dalam daftar tunggu, dan tingginya biaya pengasuhan anak juga berkontribusi pada keraguan orang untuk memiliki anak. Selain itu, lingkungan kerja Jepang, di mana jam kerja yang panjang masih umum, membuat sulit untuk menyeimbangkan kehidupan kerja dan keluarga, terutama bagi keluarga dengan dua orang tua yang bekerja, yang menambah beban pengasuhan anak. Selain itu, meningkatnya urbanisasi di Jepang telah menyebabkan memudarnya ikatan di masyarakat lokal, meningkatkan rasa keterasingan dan beban psikologis dalam membesarkan anak, yang merupakan faktor lain yang berkontribusi terhadap penurunan angka kelahiran.

Tantangan dan Penanggulangan

Untuk mengatasi masalah tidak menikah dan menurunnya angka kelahiran, dukungan finansial perlu ditingkatkan. Misalnya, subsidi pemerintah, insentif pajak, bantuan perumahan, dan subsidi biaya pendidikan akan mendorong generasi muda untuk menikah dan membesarkan anak. Pada saat yang sama, reformasi gaya kerja harus didorong untuk mengurangi jam kerja yang panjang. Selain mendorong pengaturan kerja yang fleksibel dan kerja jarak jauh, undang-undang harus dikembangkan untuk mendorong partisipasi laki-laki dalam pengasuhan anak. Penting juga untuk mengurangi beban dan keterasingan yang terkait dengan pengasuhan anak dengan menambah jumlah pusat penitipan anak, meningkatkan kompensasi pekerja pengasuhan anak, dan meningkatkan fasilitas pendukung pengasuhan anak setempat. Lebih jauh, pendidikan, kegiatan hubungan masyarakat, dan acara untuk mempromosikan citra positif pernikahan dan pengasuhan anak juga akan efektif.

Kesimpulan

Tidak menikah dan menurunnya angka kelahiran merupakan masalah sosial penting yang dihadapi Jepang modern. Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk meningkatkan infrastruktur ekonomi dan sosial. Diharapkan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat setempat dapat bekerja sama membangun sistem yang mendukung perkawinan dan pengasuhan anak, sehingga terwujud masyarakat yang berkelanjutan.

By DatingApp JAPAN

DatingApp JAPAN is the No.1 Dating Apps Media in Japan. The main target user group is foreign visitors to Japan who are interested in the daily lives of Japanese people.