Di Jepang, romansa sering kali dikaitkan erat dengan pernikahan. Terutama di akhir usia 20-an dan 30-an, sering terlihat peningkatan jumlah orang yang menginginkan hubungan dengan tujuan pernikahan. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh pengaruh pandangan tentang pernikahan dan perencanaan hidup dalam masyarakat Jepang. Artikel ini merinci poin-poin utama yang dianggap penting oleh orang Jepang saat memilih pasangan untuk menikah dan bagaimana hal ini tercermin dalam kehidupan cinta mereka.
Cinta adalah Bagian dari Perencanaan Hidup
Di Jepang, ada kecenderungan kuat untuk memandang cinta sebagai bagian dari perencanaan hidup. Terutama pada orang-orang yang berusia akhir 20-an dan seterusnya, saat mereka berada pada usia menikah, cinta bukan hanya masalah emosional, tetapi dianggap sebagai bagian dari perencanaan hidup masa depan mereka. Oleh karena itu, saat memilih pasangan, tidak hanya kecocokan emosional tetapi juga kondisi praktis merupakan kriteria penting.
Poin Penting dalam Pemilihan Pasangan
Faktor-faktor berikut ini penting dalam memilih pasangan dengan tujuan untuk menikah.
1. Penghasilan dan pekerjaan
Penghasilan dan pekerjaan merupakan faktor yang sangat penting bagi orang Jepang saat memilih pasangan. Hal ini berasal dari keinginan untuk memastikan stabilitas keuangan setelah menikah. Pria khususnya cenderung diharapkan memiliki pekerjaan dan penghasilan yang stabil, sementara wanita semakin diharapkan untuk mandiri secara finansial dalam beberapa tahun terakhir.
2. struktur dan latar belakang keluarga
Di Jepang, pernikahan sering kali dipandang tidak hanya sebagai hubungan antara dua orang, tetapi juga sebagai ikatan antara keluarga. Oleh karena itu, struktur keluarga dan lingkungan rumah pasangan juga merupakan faktor penting. Kemungkinan tinggal bersama orang tua dan kecocokan nilai-nilai antara anggota keluarga dipertimbangkan dengan saksama.
3. kecocokan nilai-nilai
Penting agar nilai-nilai cocok agar pernikahan berjalan lancar. Di Jepang, nilai-nilai yang terkait dengan pengasuhan anak di masa depan, penggunaan uang, dan keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga sangat penting. Dalam banyak kasus, membahas poin-poin ini selama hubungan berlangsung menegaskan kecocokan dengan pasangan.
4. usia dan waktu
Konsep usia yang tepat untuk menikah berakar kuat dalam masyarakat Jepang. Banyak orang ingin menikah pada usia 30 tahun, dan banyak orang merasa tertekan untuk menikah setelah usia ini. Oleh karena itu, waktu juga penting ketika memilih pasangan romantis.
Latar Belakang Sosial dan Pengaruh
Pandangan orang Jepang tentang pernikahan dan pemilihan pasangan berakar kuat pada latar belakang sosial dan budaya.
1. Angka kelahiran menurun dan sikap terhadap pernikahan
Jepang mengalami penurunan angka kelahiran, dan pemerintah serta masyarakat secara keseluruhan cenderung mendorong orang untuk menikah dan membesarkan anak. Akibatnya, terus ada tren yang menekankan cinta romantis dengan pernikahan sebagai prasyarat. Di sisi lain, persentase orang yang belum menikah meningkat, dan sikap terhadap pernikahan sangat bervariasi dari orang ke orang.
2. Lingkungan tempat kerja dan tempat pertemuan
Romansa di tempat kerja umum terjadi di Jepang, dan banyak kasus mengarah pada pernikahan. Hal ini karena jam kerja yang panjang umum terjadi dan tempat kerja sering kali menjadi tempat utama untuk bertemu orang. Perkenalan melalui teman dan keluarga juga dianggap sebagai cara penting untuk bertemu orang.
3. Penyebaran layanan aktivitas pernikahan
Dalam beberapa tahun terakhir, layanan seperti agen pernikahan dan aplikasi aktivitas pernikahan telah tersebar luas, dan semakin banyak orang secara aktif mencari pertemuan dengan tujuan untuk menikah. Layanan ini populer karena memungkinkan orang untuk mempersempit kriteria tertentu seperti pendapatan, latar belakang pendidikan, dan nilai-nilai, sehingga memungkinkan untuk memilih pasangan secara efisien.
Keseimbangan antara cinta dan pernikahan
Menemukan keseimbangan antara menikmati cinta dan mempertimbangkan pernikahan merupakan tema penting dalam pemilihan pasangan di Jepang. Sementara sebagian orang berfokus pada menikmati romansa sebagai pengalaman yang murni emosional, kita tidak dapat mengabaikan aspek praktis dalam memandang pernikahan. Khususnya untuk hubungan jangka panjang, penting untuk tidak hanya memiliki perasaan romantis tetapi juga kecocokan praktis dengan pasangan.
Kesimpulan
Pemilihan pasangan di Jepang dicirikan oleh fakta bahwa cinta dan pernikahan saling terkait erat. Sementara faktor-faktor realistis seperti pendapatan, pekerjaan, struktur keluarga, dan nilai-nilai pasangan ditekankan, perasaan romantis juga diposisikan sebagai faktor penting. Menemukan keseimbangan seperti itu dan memilih pasangan sebagai bagian dari rencana hidup merupakan karakteristik utama budaya romantis Jepang.
Dengan memperdalam pemahaman kita tentang pemilihan pasangan dengan mempertimbangkan pernikahan, kita dapat memperoleh wawasan tentang budaya dan nilai-nilai cinta Jepang. Penting untuk mengingat latar belakang ini ketika memahami pandangan orang Jepang tentang cinta dari luar negeri.